MAKASSAR, HARIANPOS.ID – Santri bukanlah sekadar individu yang tinggal di pondok, mereka adalah aset spiritual dan intelektual bangsa. Peran “Santri untuk Negeri” adalah peran ganda yang tak terpisahkan, di mana kesalehan personal berpadu dengan kecintaan pada tanah air.
Di satu sisi, santri adalah penjaga moral (hifzh al-din). Mereka mempelajari dan mengamalkan ilmu agama yang menjadi fondasi akhlak, menjadikannya benteng terakhir dari degradasi moral dan spiritual di tengah arus modernisasi. Di sisi lain, dengan bekal Resolusi Jihad, santri adalah pejuang dan pembangun negeri. Mereka dididik untuk memiliki kecerdasan, ketekunan, dan jiwa kepemimpinan yang ditransformasikan ke berbagai sektor, mulai dari pendidikan, ekonomi, hingga birokrasi.
Oleh karena itu, ketika berbicara tentang masa depan Indonesia, kita sedang berbicara tentang peran strategis para santri. Mereka adalah generasi yang membawa obor keilmuan, sekaligus penyebar Islam Rahmatan lil ‘Alamin (rahmat bagi seluruh alam) yang damai, moderat, dan inklusif, selaras dengan semangat Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Mewujudkan Indonesia yang maju dan beradab adalah cita cita yang harus diwujudkan oleh setiap elemen bangsa, dan santri adalah salah satu pilar utamanya. Mereka membuktikan bahwa menjadi religius berarti menjadi nasionalis sejati…
Selamat Hari Santri Nasional

				
			
                
                
                
                




 
 
 
 


